CYRUSTIMES, PALANGKA RAYA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mencatat sedikitnya 457 desa di wilayahnya belum terjangkau layanan internet. Kondisi ini mayoritas ditemukan di wilayah Kabupaten Katingan dan Seruyan yang memiliki kontur geografis sulit dijangkau jaringan fiber optik.

Untuk mengatasi kesenjangan digital tersebut, Pemprov menggulirkan program Internet Desa dengan mengadopsi teknologi Starlink, layanan internet satelit orbit rendah besutan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, SpaceX.

“Hingga Mei ini, kami sudah memasang perangkat di 50 desa. Jumlah ini akan terus bertambah dalam waktu dekat,” kata Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosantik) Kalimantan Tengah, Rangga Lesmana.

Pemprov Kalteng mengalokasikan dana sebesar Rp 6,9 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memperluas jangkauan internet hingga pelosok. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan perangkat, biaya operasional, serta pelatihan teknis untuk petugas lapangan.

Meski demikian, pelaksanaan program tidak lepas dari tantangan teknis. Salah satunya adalah kebutuhan koordinat lokasi yang presisi untuk pemasangan perangkat Starlink. Selain itu, aktivasi perangkat yang mengharuskan penggunaan kartu kredit menjadi kendala tersendiri di desa-desa terpencil.

“Karena Starlink menggunakan teknologi GOTG (Ground-Optimized Terminal Generation), maka pemasangan harus dilakukan langsung di titik lokasi agar koneksi optimal. Kami menambah personel teknis untuk mengejar target,” ujar Rangga.