Hasto menambahkan, PDIP akan berusaha menjaga kekuatan yang ada di dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin untuk Pilpres 2024. Hasto menyebut, komunikasi dengan partai pendukung pemerintahan masih terjaga dengan baik.
“Loh sekarang saja kita sudah bergabung dengan kerja sama pemerintah Pak Jokowi-Maruf Amin, kan, kita tidak hentikan itu. Komunikasi masih kita lakukan dengan baik,” terangnya.
Menghitung Kans PDIP Maju Pilpres 2024 Tanpa Koalisi
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengungkap, peluang PDIP maju sendirian di Pilpres 2024 tanpa berkoalisi dengan partai lain terbuka besar.
Dalam perhitungan Arifki, PDIP tidak hanya diuntungkan sebagai pemegang tiket presidential threshold, tapi juga ideologi partai yang mengakar di masyarakat.
“Kesempatan PDIP cukup terbuka. Karena secara ideologi partai, PDIP berkemungkinan dan partai ini memiliki brand yang cukup kuat. Keuntungan ini bisa membuatnya maju sendirian,” kata Arifki.
Sejumlah keuntungan ada di depan mata bila Pilpres 2024 menjadi jagoan tunggal dalam Pemilu 2024, efek ekor jas yang berpengaruh untuk pilpres hingga optimalisasi kader yang diusung.
Namun Arifki mengingatkan bahwa PDIP akan menjadi musuh bersama. Seperti saat ini, PDIP harus berlainan arah dengan 8 partai di DPR RI karena ingin mengubah sistem pemilu dari terbuka menjadi tertutup.
“Namun kerugiannya, PDIP akan menjadi musuh bersama semua partai politik,” terangnya. Selain bersiap menjadi musuh partai politik, PDIP juga harus siap menjadi musuh masyarakat dengan isu polarisasi identitas.
Peneliti Pusat Riset Politik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN), Wasisto Raharjo Jati mengungkap, apabila PDIP maju sendirian akan mudah diserang dengan isu identitas SARA (Suku, Agama, Ras Antar Golongan). Hal itu berkaca dari kasus Pilgub Jawa Barat 2018 saat PDIP kalah.
Meskipun dengan kader internal dan juga mantan Kapolda Jabar, hal itu tidak cukup kuat dalam menghadapi kombinasi populis religius di Jawa Barat. “Kasus Pilgub Jabar 2018 menunjukkan bahwa ekses polarisasi identitas memang berdampak pada PDIP yang kemudian menjadi partai tunggal tanpa koalisi,” kata Wasisto.
Wasisto mengungkapkan, apabila PDIP bersikukuh dengan metode yang sama seperti saat Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara, maka kemungkinan kalah akan besar. PDIP mungkin hanya akan menjadi pemenang pemilu legislatif, tapi kalah di pilpres.
“Hal itu perlu menjadi semacam referensi penting bagi partai ini untuk melihat pengalaman dua kasus Pilgub sebelumnya untuk strategi politik di 2024,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menambahkan, PDIP tidak akan mungkin maju sendirian dalam proses Pilpres 2024. Menurutnya, walau kans kemenangan maju sendirian untuk mengusung capres besar bagi PDIP, namun itu membahayakan kabinet terpilih bila menang kelak.
Karena capres terpilih butuh sokongan suara politik yang dibangun sejak proses pemilu. “Tentunya PDIP butuh bantuan suara. Setidaknya PDIP mengamankan 40 persen kursi dan bisa menjadi koalisi di awal dan kemudian menjadi rekan kerja di kabinet apabila sudah terpilih,” ungkapnya.

1 Komentar
I am a student of BAK College. The recent paper competition gave me a lot of headaches, and I checked a lot of information. Finally, after reading your article, it suddenly dawned on me that I can still have such an idea. grateful. But I still have some questions, hope you can help me.
Komentar ditutup.