Cyrustimes.com,Jakarta – Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) menelan ratusan korban jiwa. Tragedi itu terjadi usai Arema FC Malang kalah dalam pertandingan sepak bola dari Persebaya.
Tragedi Kericuhan Stadion Kanjuruhan
Dikutip dalam laporan detikcom dan CNN Indonesia, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya.
Namun, insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu suporter panik.
Akibatnya, banyak penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas dan terinjak-injak.
Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan bukan yang pertama kalinya, sebab pada tahun 2005 silam pagar pembatas tribun di laga Ligina pernah roboh.
Insiden tersebut juga pernah terjadi ketika Arema mengalahkan Persija Jakarta. Akibatnya, satu orang tewas dan puluhan suporter Aremania terluka parah.
Kemudian, pada 15 April 2018 juga sempat terjadi Kanjuruhan Disaster. Kericuhan itu dipicu oleh wasit yang dinilai tidak adil dalam pertandingan Arema melawan Persib.
Sejarah Stadion Kanjuruhan
Di balik tragedi kelam ini, Kanjuruhan memiliki sejarah panjang secara nama dan sebagai stadion.
Stadion yang terletak di Kota Malang itu ternyata telah dibangun sejak 1997 silam dengan biaya lebih dari Rp 35 miliar. Peresmiannya pertama kali dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri pada 9 Juni 2004.
Melansir dari laman Kabupaten Malang, Stadion Kanjuruhan terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Presiden Megawati Soekarnoputri resmi menandatangani plakat yang diletakkan di depan stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang ini.
Pertandingan perdana Stadion Kanjuruhan yaitu ketika Arema melawan PSS Sleman dalam Divisi Satu Liga Pertamina pada 2004 silam.
Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1-0. Itulah pertama kalinya Arema dan Aremania pindah dari Stadion Gajayana ke Stadion Kanjuruhan.
Semenjak kepindahannya ke Stadion Kanjuruhan, kisah keberuntungan dan kemalangan seolah silih berganti datang dan pergi menyertai perjalanan Arema.
Kapasitas Stadion Kanjuruhan
Stadion Kanjuruhan memiliki kapasitas sebesar 41.449 orang, namun Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan bahwa kapasitas stadion tersebut yaitu 38.000, dengan tiket dicetak 45 ribu, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia pada Minggu (2/10/2022).
Tahun ini, Stadion Kanjuruhan menjadi homebase Arema, dari yang sebelumnya di Stadion Gajayana. Tetapi, stadion ini baru dimanfaatkan Arema sepenuhnya sebagai homebase di Ligina 2006.
Pada 2010, Stadion Kanjuruhan direnovasi dengan menambah pencahayaan agar memenuhi syarat ikut Liga Champions AFC 2011.
Kanjuruhan Sebagai Kerajaan Hindu di Jawa Timur
Selain sebagai nama stadion, ternyata Kanjuruhan juga merupakan sebuah kerajaan bercorak hindu yang terletak di Jawa Timur, dekat dengan Kota Malang.
Pada situs Kebudayaan Kemdikbud dijelaskan bahwa Kerajaan Kanjuruhan menjadi tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan Kota Malang.
